Published Juli 03, 2009 by with 0 comment

Malu ah

Rusli Zainal – Nama yang cukup akrab terdengar di telinga. Terutama dikalangan mayoritas Muslim, bahkan non-muslim pun tak sedikit menggunakan nama ini “Rusli” Diono “rusli herman bumbunan” misalnya dan masih banyak lagi. Teman saya pun ada yang menggunakan nama itu. Muhammad Rusli Djafar, dia pernah menjabat ketua osis di masa kami SMA sekitar 7 tahun yang lewat.
Sang Visioner – ketika disebut atau melihat tulisan ini, saya teringat dengan beberapa blogger cukup populer namun entah di mana keberadaan-nya kini, sang ahli, sang ilalang dan lain-lain. Meraka itulah, diam-diam saya memetik beberapa ilmu darinya, terutama di dunia blog. Detik ini saya coba melupakan mereka tuk sementara, sebab ada sosok yang memiliki pandangan dan pemikiran yang jauh ke depan. pengentasan kemiskinan, kebodohan, dan peningkatan infrastruktur yang dikenal dengan istilah “K2I” inilah nama program beliau. semoga dengan mengenal beliau hebih jauh, dapat menjadi acuan bagi saya dan tak menutup kemungkinan juga anda semua.
Gubernur – ya seorang gubernur, teringat dengan jabatan yang di-emban seorang sahabat pada masa ke-khalifaan Umar bin Khattab, yang diungkapkan oleh Dr. ‘Abd al-Rahman Ra’fat Basya dalam bukunya Shuwarun min Hayat al-Shahabah (Terjemahan Ma’mur Daud). Gubernur Sa’id bin ‘Amir al-Jumahi – nama gubernur itu. Saat itu beliau bercakap-cakap dengan ‘Umar.


Sa’id berkata : Wahai ‘Umar ! takutlah engkau kepada Allah swt. dalam memerintah manusia. Jangan takut kepada manusia dalam menjalankan agama Allah swt. Janganlah engkau berkata yang bertolak belakang dengan perbuatan. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah yang dibuktikan dengan perbuatan. Curahkan perhatianmu kepada urusan kaum muslimin. Berikan kepada mereka apa yang kamu sukai. Dan hindarkan dari segala sesuatu yang tidak kamu sukai.
Kemudian ‘Umar bertanya, siapakah yang sanggup melaksanakan semua itu, wahai Sa’id ?
Tentu orang seperti anda, jawab Sa’id. Bukankah anda telah dipercayai oleh Allah swt. untuk memerintah umat Muhammad ? bukankah antara engkau dan Allah swt. tidak ada lagi suatu penghalang ?

Pada suatu ketika khalifah ‘Umar memanggil Sa’id untuk diserahi jabatan dalam pemerintahan. Hai Sa’id ! Engkau aku angkat menjadi gubernur di Himsh kata ‘Umar.
Maka segera Sa’id menjawab : wahai ‘Umar ! kuharap Engkau tidak mendorongku cenderung kepada dunia.
Celaka Engkau ! balas ‘Umar, marah. Engkau pikulkan beban pemerintahan ini ke pundakku dan membiarkanku repot sendirian.
Demi Allah, saya tidak akan membiarkan anda repot, jawab Sa’id.
Maka kemudian khalifah ‘Umar melantik Sa’id menjadi gubernur di Himsh.
Tidak lama kemudian sesudah Sa’id memerintah, sebuah delegasi datang menghadap kepada khalifah ‘Umar di Madinah. Delegasi itu terdiri dari beberapa penduduk Himsh yang ditugaskan oleh ‘Umar mengamat-amati jalannya pemerintahan di Himsh.
Dalam pertemuan dengan delegasi tersebut, khalifah ‘Umar meminta daftar fakir miskin Himsh untuk diberi santunan. Betapa terkejutnya ‘Umar Manakala melihat nama Sa’id ada tercantum dalam daftar fakir miskin Himsh. Maka segera beliau bertanya : Siapa Sa’id bin ‘Amir al-Jumahi yang kalian cantumkan ini ?
Gubernur kami, jawab mereka.
Betulkah gubernur kalian miskin ? Tanya ‘Umar keheranan.
Sungguh, ya Amir al-Mukminin, jawab mereka. Demi Allah, kami sering melihat di rumahnya tidak ada tanda-tanda api menyala atau tidak masak.
Mendengar jawaban delegasi itu, khalifah ‘Umar menangis. Air matanya meleleh hingga membasahi jenggotnya. Kemudian beliau mengambil pundi-pundi berisi dinar, seraya berkata : pergilah kelian kepada Sa’id dan berikan dinar ini kepadanya, guna meringankan beban rumah tangganya.
Ketika Sa’id menerima kiriman itu, beliau malah mengucapkan ‘inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Istri Sa’id terkejut lalu bertanya, apakah gerangan musibah yang menimpa ? apakah Amir al-Mukminin meninggal ? bukan, jawab Sa’id. Bahkan lebih besar dari itu. Dunia telah datang merusak akhiratku. Apakah engkau mau menolongku ? Tanya Sa’id kepada istrinya. Istrinya menjawab : Tentu aku bersedia. Kemudian Sa’id berkata : Angkatlah pundi-pundi ini dan berikan uangnya kepada fakir miskin !.

Lalu bagaimana dengan sosok Gubernur Riau HM Rusli Zainal yang sudah tidak asing lagi di Bumi Lancang Kuning, bahkan di Indonesia, namanya mulai bersinar, ketika seluruh bupati se Indonesia mendaulatnya sebagai wakil mereka di Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD). Kepercayaan ini didapat berkat keberhasilan beliau dalam memajukan Indragiri Hilir, kabupaten miskin ke-3 di Riau. Sungguh, saya belum mengenal beliau hingga kesana, lagi pula letak geografis propinsi beliu dengan propinsi asal saya ini cukup jauh.

Saya tak mengatakan bahwa beliau harus miskin layaknya gubernur said! Namun saya berharap beliau senantiasa ingat apa yang di katakan gubernur said terhadap khalifah umar

0 comments:

Posting Komentar

Silakan titip komentar anda..