Published Juni 27, 2014 by with 0 comment

Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab


Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab
Bahasa Arab - merupakan bahasa yang dinamik, bahasa yang Kaya akan kaidah, struktur, dan kosakata. Selain itu bahasa Arab merupakan Salah satu bahasa tertua di dunia dan memiliki beberapa keutamaan yakni bahasanya Al-Quran, bahasanya penghuni surga, bahasanya para nabi, dan beberapa keutamaan lainnya. Buku ini Insya Allah menjadi buku yang membantu dan memudahkan anda belajar dan memahami bahasaArab.

Buku ini merupakan cetakan hasii dan daurah "Pelatihan intensif Bahasa Arab" yang diselenggarakan di Mahad Adhwa'us-Salaf Bandung pada tanggal 3-22 Ramadhan 1427 hijriah lalu. Buku ini dibuat secara menarik, sistematis, dan tidak membosankan sena diselingi kata-kata mutiara dari 'ulama-'ulama Salaf yang insya Allah akan membuat para pembaca bersemangat.

Baca dan Download versi PDF
Read More
Published Juni 26, 2014 by with 0 comment

al-Arabiyyah Baina Yadaik

Al-Arabiyyah Baina Yadaik
Al 'Arabiyyah Baina Yadaik merupakan sebuah buku panduan program belajar Bahasa Arab untuk segala tingkatan yang disusun berdasarkan penelitian mendalam tentang pengajaran Bahasa Arab, disusun oleh pakar Bahasa Arab yang sangat kompeten dibidangnya. Bertujuan untuk memudahkan pengajaran Bahasa Arab untuk orang asing (orang yang belum bisa sama sekali berbahasa Arab) dengan memanfaatkan teknologi modern demi kemajuan (pengajaran) Bahasa Arab.

Paket Buku ini bertujuan untuk memudahkan pengajaran Bahasa Arab untuk orang asing dan merupakan program yang dipelopori oleh lembaga Bahasa Arab Al-Arabiyyah Lil Jami' (Arabic For All) "Bahasa Arab untuk Semua" yang berpusat di Riyadh dimulai tahun 2001, produksinya mulai dikenal tahun 2003, sampai namanya menjadi yang Pertama dalam program pengajaran Bahasa Arab untuk orang asing dan hingga kini Program Arabiyya Baina Yadaik tetap bertahan menjadi Program Panduan pengajaran Bahasa Arab yang paling utama dan dijadikan rujukan hampir dipenjuru dunia mulai dari Timur Tengah, Asia Tenggara termasuk Indonesia hingga Amerika baik Pelajar Lanjutan (SMP dan SMA) hingga Perguruan tinggi dan sangat cocok pula untuk kalangan umum yang ingin cepat menguasai Bahasa Arab.

Silahkan baca  versi PDF:
1. Al-Arabiyyah Baina Yadaik jilid 1
2. Al-Arabiyyah Baina Yadaik jilid 2
3. Al-Arabiyyah Baina Yadaik jilid 3
atau bila hendak men-downloadnya, buka terlebih dahulu link di atas dan pilih File --> Save.

Untuk Audio Mp3 silahkah dowload :
1. CD Audio buku 1
2. CD Audio buku 2
3. CD Audio buku 3
 
Read More
Published Juni 24, 2014 by with 0 comment

Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah

panduan durus lughah al arabiyyah
Bagi anda peminat Bahasa Arab, Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah yang dipersembahkan Maktabah Raudhah al-Muhibbin ini sangat membantu anda yang masih tingkat dasar maupun menengah dan dapat dijadikan referensi bagi tingkat mahir untuk mengajar.

Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah ini merupakan terjemahan dari buku berbahasa Inggris yang berjudul "Key to Durus al-Lughat-al-Arabiyyah Li Ghairi Natiqina Biha" yang ditulis oleh DR. V. Abdur Rahim.

Penulis membagi buku ini menjadi tiga bagian, yaitu poin-poin penjelasan kaidah Bahasa Arab yang digunakan, penjelasan instruksi pada setiap sub bab latihan dan disertai pengenalan kata-kata baru yang digunakan dalam setiap Bab Pelajaran.

Yang berbeda dari Buku Durusul Lughah dibandingkan dengan buku panduan Bahasa Arab lainnya adalah penyusunannya yang sistematis dengan pengenalan kaidah bahasa secara bertahap yang langsung diterapkan pada bacaan dan latihan intensif dalam setiap Bab Pelajaran.

Silahkan baca bukunya versi PDF:
1. Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah jilid 1
2. Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah jilid 2
3. Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah jilid 3
4. Panduan Durusul Lughah al-Arabiyyah jilid 4

Atau jika ingin mendownload silahkan baca panduannya.
Read More
Published Juni 19, 2014 by with 0 comment

Kata-kata Tanya dan Cara Penggunaannya dalam Bahasa Arab


أدوات الإستفهام وكيفية استعمالها
Kata -kata Tanya dan Cara Penggunaannya


Untuk menanyakan sesuatu di dalam bahasa Arab, seseorang menggunakan apa yang disebut dengan kata-kata tanya (أدوات الإستفهام). Kata-kata Tanya tersebut ada yang berbantuk huruf seperti أ dan هل, dan ada pula yang dalam bentuk isim.

Untuk memantapkan pemahaman anda tentang adawat al-istifham, diharapkan agar saudara membaca materi dengan saksama, lalu melakukan latihan-latihan bersama dengan teman-temannya mahasiswa secara berpasangan untuk mempraktekkan penggunaan kata Tanya secara langsung dan aktif.

Untuk menanyakan sesuatu di dalam bahasa Arab, dapat dilakukan dengan menggunakan kata tanya yang populer dengan istilah alat-alat untuk bertanya (أدوات الإستفهام), baik yang terdiri dari huruf (partikel) maupun isim (kata benda). Adapun yang kata Tanya yang terdiri dari huruf, adalah sebagai berikut:

1- أ (apakah)
Kata Tanya أ menurut Thahir Yusuf al-Khathib, أdigunakan untuk menanyakan sesuatu (urusan) yang dikehendaki penentuannya. Sedangkan menurut Syekh Mushthafa al-Galayayniy, أ digunakan untuk menanyakan tentang mufrad dan tentang jumlah, baik dalam rangka itsbat maupun nafyi

Baca selengkapnya dalam versi PDF.
Read More
Published Juni 19, 2014 by with 1 comment

Mudzakkar dan Mu'annats dalam Bahasa Arab



المذكر والمؤنث
Mudzakkar dan Mu’annats

Isim atau kata benda bila ditinjau dari segi jenisnya, terbagi kepada dua bahagian; yaitu:
1. Isim mudzakkar, yaitu isim yang cocok untuk ditunjuk dengan menggunakan kata penunjuk هذا, seperti:
أ‌- هذا رجل
ب‌- هذا طالب
ت‌- هذا بيت
ث‌- هذا كرسي
ج‌- هذا مدرس
2. Isim mu’anats, yaitu isim yang cocok untuk ditunjuk dengan menggunakan kata هذه, seperti:
أ‌- هذه امرأة
ب‌- هذه دار
ت‌- هذه نافذة
ث‌- هذه تلميذة
ج‌- هذه ناقة
Setiap dari mudzakkar dan mu’annats dibagi lagi masing-masing kepada haqiqiy dan majaziy.
Mudzakkar haqiqiy menurut ulama ahli tata bahasa Arab adalah setiap isim yang memiliki lawan jenis berupa mu’annats, seperti:
أ‌- رجل
ب‌- بعير
ت‌- بقر
ث‌- ديك
Sementara yang termasuk kategori mudzakkar majaziy adalah isim yang tidak memiliki jenis kelamin perempuan, seperti:
أ‌- كتاب
ب‌- كرسي
ت‌- مكتب
ث‌- قلم
ج‌- سرير
Adapun yang dimaksud dengan mu’annats haqiqiy, adalah setiap isim yang menunjukkan kepada jenis kelamin perempuan dari jenis manusia, atau betina dari jenis hewan, seperti:
أ‌- امرأة
ب‌- ناقة
ت‌- بقرة
ث‌- دجاجة
ج‌- حصان
Sedangkan mu’annats majaziy adalah setiap isim yang tidak menunjukkan jenis kelamin perempuan/betina, baik menyangkut manusia, hewan, maupun benda mati lainnya, atau sesuatu yang dibendakan.
Contoh:
أ‌- شمس
ب‌- خيمة
ت‌- سبورة
ث‌- خزانة
ج‌- نافذة
Jenis kelamin mu’annats terbagi kepada tiga bahagian; yaitu: mu’annats dari segi lafal, mu’annats dari segi makna, dan mu’annats dari segi lafal dan makna sekaligus.
Adapun yang termasuk dalam jenis mu’annats lafzhiy, adalah isim yang diikuti oleh atau memiliki tanda ta’nits (mu’annats), baik isim itu menunjukkan kepada mu’annats sungguhan seperti فاطمة, عائشة, خديجة, dan بريرة, maupun menunjukkan kepada mudzakkar, seperti:
طلحة،حمزة، عكاشة، و عكريمة.
Sementara mu’annats dari segi makna, adalah isim yang menunjukkan kepada mu’annats, tetapi tidak diikuti oleh tanda ta’nits, atau ta’ yang menunjukkan kepada mu’annats, seperti:
أ‌- هند
ب‌- زينب
ت‌- دار
ث‌- مريم
Sedangkan mu’annats dari segi lafal dan makna sekaligus, adalah isim yang menunjukkan pada tokoh perempuan, dan padanya terdapat tenda mu’annats, seperti:
أ‌- خديجة
ب‌- ليلى
ت‌- عاشوراء
Tanda yang menunjukkan bahwa suatu isim itu diyatakan sebagai isim mu’annats ada tiga, yaitu:
1. Ta’ marbuthah, seperti:
أ‌- ضاربة
ب‌- قارءة
ت‌- قارءة
ث‌- خديجة
ج‌- حليمة
2. Alif maqshurah, seperti:
أ‌- سلمى
ب‌- سلوى
ت‌- بردى
ث‌- بهمى
ج‌- حبارى
3. Alif mamdudah, seperti:
أ‌- حسناء
ب‌- خنسفاء
ت‌- سهَّمى
ث‌- قرفصاء
ج‌- نافقاء
Isim shifat dapat di-mu’annats-kan dengan cara menambahkan ta’ marbuthah pada akhirnya, seperti:
 عالم                    menjadi             عالمة
     فاهم                    menjadi             فاهمة
 قارئ                    menjadi             قارئة
 ناجح                    menjadi            ناجحة
 حاضر                  menjadi          حاضرة
    عامل                  menjadi             عاملة
 جالس                   menjadi            جالسة
جائع                   menjadi             جائعة
        كاتب                    menjadi             كاتبة
 صالح                    menjadi          صالحة
   كافر                     menjadi            كافرة

Kecuali jika isim itu setimbang dengan فعلان, maka ia di-mu’annats-kan dengan wazan فعلى, seperti: سكران menjadi سكرى, dan shifat musyabbahah dengan wazan أفعلَ di-mu’annats-kan dengan wazan فعلاء, seperti أحمر menjadi حمراء, dan أفعل التفضيل di-mu’annats-kan dengan wazan فعلى, seperti: أكبر menjadi كبرى.

Baca Selengkapnya dalam versi PDF.
Read More
Published Juni 19, 2014 by with 0 comment

Ma'rifah dan Nakirah dalam Bahasa Arab


المعرفة والنكرة
Kata Benda Tertentu & Belum Tertentu/umum


Dilihat dari segi tertentu dan tidaknya suatu isim (kata benda) dalam bahasa Arab, dikenal istilah makrifah dan nakirah. Adapun yang dikehendaki dengan isim makrifah adalah isim yang menunjukkan sesuatu yang telah ditentukan atau telah dikenal yang dalam bahasa Indosesia ditunjukkan dengan ungkapan …. itu atau ….tersebut, sementara yang dikehendaki dengan nakirah adalah isim yang menunjukkan pada sesuatu yang belum ditentukan yang biasa diungkapkan dengan kata seorang …. , sebuah …., seekor …., sehelai …. , sebatang …, sebutir ….., dua orang …. , dua buah….., dua ekor ….. dua helai …. , dua batang …., tiga/bebearpa orang ….., tiga/beberapa buah …., tiga/beberapa ekor ….., tiga/beberapa helai …., tiga/beberapa batang …. .

Baca selengkapnya versi PDF
Read More
Published Juni 19, 2014 by with 0 comment

Jumlatul Ismiyyah - Kalimat Nominal



الجملة الإسمية
Kalimat Nominal


Di dalam bahasa Arab, jumlah yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat dan terdiri dari beberapa kata dan memfaedahkan sesuatu, dikelompokkan kepada tiga; yaitu: jumlah ismiyyah, jumlah fi’liyyah, dan syihb al-jumlah, dimana pada kesempatan ini pembahasannya difokuskan pada jumlah jenis pertama, yaitu jumlah ismiyyah.

Jumlah ismiyah (الجملة الإسمية) sebagaimana dimaksudkan adalah jumlah (kalimat) yang terdiri dari mubtada (subjek) dan khabar mubtada (predikat), atau jumlah yang asalnya adalah mubtada dan khabar kemudian dimasuki oleh salah satu dari huruf yang kerjanya me-nashab isim sehingga menjadi isim-nya, dan me-rafa’ khabar lalu menjadi khabar-nya, dan huruf-huruf dimaksud adalah إن وأخواتها.

Mengenai apa sesungguhnya yang dimaksud dengan jumlah ismiyyah, Sulayman Fayyad mengemukakan defenisi terkait dengannya, yaitu:
الجملة الإسمية هي التي تبدأ باسم, ولها ركنان أساسيان, لا بد من وجودهما فيه, لكي تكون كاملا مفيدا, وإذا خذف أحدهما يقدر, وهما: 1) المبتدأ (المسند إليه), و2) الخبر (المسند).
Artinya:
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang dimulai dengan isim (kata benda), dan baginya ada dua pilar yang mendasar yang mesti ada padanya, agar menjadi sempurna dan berfaedah, dan jika salah satunya dibuang, dikira-kirakan (asanya), dan keduanya itu adalah: 1) mubtada’ (al-musnad ilayh/yang ditopang) dan 2) khabar (musnad/penopang).

Musnad ilayh sebagai pilar pertama jumlah (kalimat) yang dalam hal ini adalah jumlah ismiyyah, menurut Fahlil Shalih al-Samarra’iy, tidak boleh kecuali isim, sementara al-musnad bihi dalam bentuk fi’il atau isim.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini kedua pilar dimaksud akan diuraikan satu persatu:

1- المبتدأ هو: اسم مرفوع متحدث عنه, ويع غالبا في أول الجملة, وقد يتأخر فيها.
Artinya:
Mubtada’ ialah isim yang di-rafa’ yang diberitakan, umumnya terletak di awal kalimat (jumlah), dan kadang-kadang terakhir (di dalam kalimat itu).

2- الخبر هو: اسم مرفوع متحدث به, يقع غالبا بعد المبتدأ, وقد يتقدم عنه, وقد تتعدد الأحبار لمبتدأ واحد.
Artinya;

Khabar ialah isim yang di-rafa’ yang memberitakan, terletak umumnya sesudah mubtada’ dan kadang-kadang lebih dahulu dari mubtada’, dan kadang-kadang berbilang khabar-nya untuk satu mubtada’.
Dalam dicatat, bahwa mubtada’ itu kadang-kadang terdiri dari isim zhahir, isim dhamir (kata ganti), mashdar sharih, mashdar mu’awwal, isim isyarah, isim mushul, isim maqshur , isim manqush , dan isim mamdud.

Baca selengkapnya versi pdf.
Read More
Published Juni 19, 2014 by with 0 comment

Shifat wal Maushul - Sifat dan Yang disifati


الصفة والموصوف
Sifat dan Yang Disifati


Al-na’t (النعت) atau al-shifah (الصفة) adalah salah satu dari al-tawabi’, dimana tiga lainnya adalah al-taukid, al-badal dan al-‘athf. Al-na’t atau (الصفة) itu sendiri dimaksudkan sebagai pengikut (تابع) yang disebutkan untuk menjelaskan yang diikutinya itu (متبوعه) dengan cara menjelaskan salah sati sifatnya, atau sifat dari sesuatu yang ada kaitan dengannya. Hal ini didasarkan pada defenisi atau batasan yang berbunyi:

النعت (أو الصفة ): تابع لبيان صفة في متبوعه, أو في شيئ من متبوعه .
Penggunaan al-na’at itu sendiri dimaksudkan untuk tujuan-tujuan yang banyak, dan yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut:

Baca selengkapnya versi pdf
Read More
Published Juni 19, 2014 by with 0 comment

Mudhaf wal Mudhafu ilaih - Yang disandari dan Yang Sandar


المضاف والمضاف إليه
(Yang Disandari & Yang Sandar)

Istilah الإضافة (penyandaran) antara satu kata (isim) yang disandarkan dengan isim yang lainnya yang disandari di dalam bahasa Indonesia bermakna pemilikan seseorang terhadap orang lain atau sesuatu benda ataupun binatang, atau antara suatu benda atau binatang dengan benda atau binatang lainnya, atau dengan kata lain antara kepemilikan satu makhluk dengan makhluk lainnya.

Kata yang disandarkan itu disebut dengan mudhaf (مضاف), sedangkan kata yang disandari disebut mudhaf ilahi (مضاف إليه). Dalam prakteknya, idhafah dalam terjadi antara isim zhahir dengan isim ‘alam, isim zhahir dengan isim zhahir lainnya, isim zhahir dengan dhamir, atau isim zhahir dengan isim isyarah + ‘athf al-bayan.

الإضافة terbagi dua bahagian; yaitu: 1) الإضافة المعنوية ketika mudhaf-nya tidak termasuk washfan ‘amilan (isim fa’il, isim maf’ul dan shifat musyabbahah), dan memfaedahkan al-ta’rif bagi mudhaf jika mudhaf ilayh-nya ma’rifah, dan pengkhususan jika mudhaf ilayhi-nya nakirah, dan 2) الإضافة اللفظية , sebagaimana akan dicontohkan berikut ini:

Baca Selengkapanya versi pdf
Read More
Published Juni 19, 2014 by with 0 comment

Al-Asma' Al-Khamsah - Isim yang Lima dalam Bahasa Arab


الأسماء الخمسة
الأسماء الخمسة (al-asma’ al-khamsah) atau yang dikenal dengan istilah isim yang lima adalah : أب, أخ, حم, فم, ذو . Isim-isim ini dibahas terpisah dari isim-isim lainnya, karena memiliki tanda-tanda khusus dalam i’rab; yaitu di-rafa (مرفوع) dengan waw (واو) sebagai ganti dari dhammah (ضمة), dinashab (منصوب) dengan alif (ألف) sebagai ganti dari fathah (َ ) dan dijar (مجرور) dengan ya (ياء) sebagai ganti dari kasrah. Ketentuan i’rab isim lima ini berlaku jika berkedudukan sebagai mudhaf (مضاف) atau sandar/disandarkan kepada isim yang lain selain ya’ mutakallim (ياء متكلم) atau ya’ yang menunjukkan pembicara.
Contoh isim lima yang di-rafa (مرفوع)’:

Read More
Published Juni 18, 2014 by with 0 comment

Al-Asma’ al-Mamnu’at min al-Sharf



Dilihat dari segi bina’ dan i’rab-nya, isim terbagi kepada dua bahagian; yaitu: mabni dan mu’rab. Isim mabni adalah isim yang tidak berubah baris akhirnya, sekalipun ‘amil yang memasukinya berubah, dan ‘amil yang dimaksud dalam hal ini adalah ‘amil rafa’ nashab, dan jar.

Sementara isim mu’rab adalah isim yang berubah baris akhirnya disebabkan berubahnya ‘amil yang memasukinya. Isim mu’rab selanjutnya terbagi dua bahagian, yaitu: 1) mutahsarrif atau munawwan (dalam diberi/ber-tanwin), dan 2) gayru mutasharrif atau gayru munawwan (tidak dalam diberi/ber-tanwin).

Yang dimaksud dengan al-ism al-mutasharrif atau al-ism al-munawwan adalah isim yang di-rafa’ dengan dhammah, di-nashab dengan fathah, dan di-jar dengan kasrah serta dalam menerima harakat berupa tanwin (an, in atau un), sementara al-ism gayr al-mutasharrif yang menjadi fokus pembahasan ini adalah isim yang di-rafa’ dengan dhammah, dan di-nashab dan di-jar dengan fathah, serta tidak boleh diberi baris tanwin. Atau dengan kata isim yang mamnu’ min al-sharf adalah isim yang tidak menerima baris kasrah, sementara isim yang gayr munawwan adalah isim yang tidak menerima tanwin.

الأمثلة

 تَزَيَّنَتْ بَيْرُوْتُ (مرفوع بالضمة
 رَأَيْتُ بَيْرُوْتَ (منصوب بالفتحة
 ذَهَبْتُ إِلىَ بِيْرُوْتَ (مجرو بالفتحة

Adapun isim yang termasuk dalam kategori al-mamnu’ min al-sharf menurut Sulayman Fayyadh ada lima sebagaimana dikemukakan berikut ini:

العلم المفرد

isim ‘alam yang tunggal, dengan syarat:

أ‌- المختوم بألف ونون زائدتين يمكن خذفُهما

Yang diakhiri dengan alif dan nun yang keduanya merupakan tambahan dan keduanya memungkinkan untuk dibuang.

مثل: مررت بِزَيْدَانَ (مجرور بالكسرة

ب‌- الذي جاء على وزن الفعل

yang setimbang dengan wazan fi’il.

مثل:يزيدُ, أحمدُ، أو ما يغلب فيه الفعل.

مثل دُئِلَ (على وزن: فُعِلَ), سَمَّرَ (على وزن : فَعَّلَ).

Semua yang disebutkan terakhir adalah wazan-wazan (timbangan-timbangan yang khusus untuk fi’il (kata kerja). Adapun jika wazan itu bersekutu padanya untuk fi’il dan isim, seperti kata حَسَنٌ dan جَعْفَرٌ , maka tidak termasuk dalam kategori mamnu’ min al-sharfi, demikian pula halnya dengan wazan-wazan yang khusus dengan isim, seperti سليم dan فؤاد.

ت‌- المركب تركيبا مزجيا

yang tersusun dengan tarkib mazjiy

مثل: بَعْلَبَكَّ, نويوركَ, وسيبويه

ث‌- المؤنث معنى أو لفظا

yang mu’annats dari segi lafal dan makna

مثل: مريم، فاطمة (مؤنث معنى)، ومعاوية، طلخة وحمزة (مؤنث لفظا

Manakala isim itu mu’annats dari segi makna dan terdiri dari tiga huruf dimana huruf tengahnya mati atau berbaris sukun seperti kata هِنْدٌ, boleh padanya al-sharfu dan al-man’u, artinya kita dapat mengatakan:

نظَرْتُ إِلَى هِنْدٍ (منصرف ومنون atau .نظرت إلى هندَ (غير منصرف وغير منون

Namun jika isim itu mu’anats yang terdiri dari tiga huruf dan ditengahnya berbaris sukun, akan tetapi dia a’jamiy (bukan ‘Arab), wajib baginya al-man’u (mamnu’ min al-sharfi), seperti kata بلح, maka kita mengatakan:

ساَفَرْتُ إِلَى بَلْحَ

ج‌- الأعجمي العلم الزائد على ثلاثة أحرف

isim ‘alam dan ‘ajam yang lebih dari tiga huruf.

مثل: يعقوبُ، ابراهيمُ، ونيكسونُ، فنقول: نظرت إلى يعقوبَ وإبراهيمَ ونيكسونَ.

Jika isim itu adalah isim ‘alam yang mufrad lagi a’jamiy (non Arab), terdiri dari tiga huruf dimana huruf tengahnya berbaris sukun, maka wajib baginya al-shafru seperti:

نحن أحفادُ نُوْحٍ.

ح‌- إذا كان معدولا من غيره من الأوزان, وينحصر في العربية في تسعة عشر اسما، هي: عمر، بلع، سعل، جحى، جثم، جمح، دلف، زحل، زمر، عصم، قتم، قزح، مضر، هبل، هدل، أحاد، أخر، سحر، ومربع.

2- الصفة المفردة بحيث تكون:

أ‌- على وزن فَعْلاَنٌ مؤنثه فَعْلَى.

مثل: سكران فنقول: نظرت إلى سكرانَ ولا يمنع من الصرف مثل: صفوان فنقول: نظرت إلى صفوانٍ لأنه اسم لا صفة.

ب‌- على وزن أَفْعَلُ، الذي مؤنثه فَعْلاَءُ.

مثل: لا فضل لِأَسْوَدَ على أَحْمَرَ.

Tidak termasuk mamnu’ min al-sharfi seperti kata أَرْبَعٌ dan أَرْنَبٌ karena keduanya adalah isim, bukan shifat.

ت‌- على وزن فَعَلُ.

مثل أُخَرُ جمع آخَرُ مؤنث أُخْرَى, مثل: جَاءَ رِجَالٌ أُخَرُ (/tanpa tanwinبدون تنوين)

ث‌- على وزن مَفْعَلُ من العدد.

مثل: مَوْحَدُ, ومثنى, مثل: جاء الرجال موحدَ حوحدَ (بدون تنوين)

ج‌- على وزن فُعَالُ من العدد.

مثل:أُحَادَ. فيقال: جاء الناس أحادَ أحادَ (بدون تنوين).

3- صيغة منتهى الجموع:

أ‌- على وزن: مَفَاعِلُ.

مثل: أتردد على مَسَاجِدَ في المدينة.

ب‌- على وزن مَفَاعِيْلُ .

مثل: في المدينة مَصَابِيْحُ مضاءةٌ.

Apabila shigat (bentuk) مفاعل ditutup atau diakhiri dengan ta’, seperti تلامذة dan اساتذة , statusnya menjadi منصرفة, seperti : تعلمت على أيد أساتذة كثيرين dan نظرت إلى تلامذةٍ مجتهدين , dan jika shigat مفاعل nya منقوصة , pada kondisi rafa’ dan jar-nya cukup dengan membuang ya’ di akhir-nya disertai tanwin, seperti: جاءت جوارٍ dan مررت بجوار.

 الإسم المقصور بألف زائدة قصيرة، مسبوقة بأكثر من أصلين

مثل

أ‌- جاءتنا بُشْرَى

ب‌- رَأَيْتُ حُبْلَى

ت‌- مَرَّتْ بِنَا ذِكْرَى

ولا يمنع من الصرف, مثل: هدى, لأنه ليس مسبوقا بأكثر من أصلين.

 الإسم المختوم بألف زائدة, ممدودة, متبوعة بهمزة , مثل : صحراء وكبرياءُ فنقول:
(isim yang ditutup dengan alif tambahan, mamdudah yang diikuti dengan huruf hamzah)

أ‌- لنا كبرياءُ (بدون تنوين

ب‌- عندنا أشياءُ (بدون تنوين

ت‌- سرت في صحراءَ فسيحةٍ (صحراءَ: ممنوع من الصرف

ولا يمنع من الصرف، مثل استقصاء، وأسماء، لأنهما من قصا – يقصو، سما – يسمو، فألفهما أصلية وليست زائدة.

Baca selengkapnya dalam versi PDF.
Read More
Published Juni 18, 2014 by with 0 comment

Kata-kata Ganti Cara Penggunaannya dalam Bahasa Arab


الضمائر وكيفية استعمالها
(Kata-kata Ganti Cara Penggunaannya)


Kata ganti (الضمير) di dalam bahasa Arab yang bentuk jamak-nya (الضمائر) merupakan peristilahan yang dipopulerkan oleh ulama Bashrah dan digunakan sebagai pengganti orang atau benda, baik sebagai pokok kalimat atau subjek (مبتدأ), sebagai pelaku (فاعل), sebagai objek (مفعول به), maupun sebagai kata ganti kepemilikan, yaitu ketika berfungsi sebagai majrur dan mudhaf ilayh.

Oleh ahli ilmu tata bahasa Arab, al-dhamair jika ditinjau dari perannya dan person atau sesuatu yang kembali krpadanya, dikelompokkan kepada tiga kelompok; yaitu:
  1. Dhamir mutakallim (ضمير المتكلم), yang jumlahnya 6 (enam) yaitu: أنا- نحن - نحن untuk mudzakkar, dan أنا – نحن - نحن untuk mu’annats.
  2. Dhamir al-mukhathab (ضمير المخاطب) yang berjumlah 6 (enam) yaitu: أنتَ – أنتما - أنتم untuk mudzakkar, dan أنتِ – أنتما - أنتنَّ untuk mu’annats.
  3. Dhamir al-gaib (ضمير الغائب) yang juga jumlahnya 6 (enam), yaitu: هو – هما - هم untuk mudzakkar dan هي – هما – هن untuk mu’annats.

Untuk lebih jelasnya mengenai ketiga pengelompokan dhamir sebagaimana telah disebutkan di atas, berikut ini dikemukakan contohnya masing-masing beserta padanannya dalam bahasa Indonesia.

Baca selengkapnya dengan versi pdf
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Jumlatul Fi'liyyah - Kalimat Verbal



Secara singkat disebutkan dalam kitab جامع الدروس العربية karya Syaykh Mushthafa al-Galayayniy mengenai batasan atau kriteria jumlah fi’liyah seperti berikut ini:

الجملة الفعلية ما تألفت من الفعل والفاعل، نحو: "سبق العذل", أو الفعل ونائب الفاعل، نحو: "ينصر المظلوم", أوالفعل الناقص واسمه وخبره, نحو: "يكون المجتهد سعيدا".

Dari pernyataan di atas dalam disimpulkan bahwa jumlah fi’liyah adalah jumlah (جملة) (yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat), yang terdiri dari fi’il (فعل) dan fa’il (فاعل), atau fi’il (فعل) dan naib al-fa’il (نائب الفاعل), atau bahkan fi’il madhi naqis (فعل ماض ناقص) beserta isim dan khabarnya.

Selengkapnya baca versi pdf-nya.
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Harf atau Huruf dalam Bahasa Arab


(Huruf)

Salah satu elemen penting dalam pembentukan kalimat bahasa Arab setelah isim dan fi’il adalah huruf, dan huruf yang dimaksud di sini adalah huruf yang oleh ahli Nahwu dinyatakan sebagai lafal yang tidak Nampak maknanya dengan baik kecuali ia bersama dengan yang lain dan yang dimaksudkan dengan yang terakhir, tiada lain kecuali isim dan fi’il’. Ini berarti bahwa huruf baru jelas artinya manakala bersama dengan isim dan fi’il sebagai tiga unsur utama pembentukan kalimat (jumlah).

Huruf-huruf ma’aniy itu diantaranya ada yang masuk kepada isim, ada yang masuk kepada fi’il, dan ada pula yang kepada kedua-duanya. Dan isim yang masuk tersebut ada yang mempengaruhi kata yang dimasukinya dari segi i’rab, ada yang tidak. Yang berpengaruh terhadap kata yang dimasukinya disebut ‘amilah, dan yang tidak disebut gayr ‘amilah.

Adapun yang menjadi bahasan untuk materi ini dibatasi pada empat saja; yaitu: 1) huruf al-jar, huruf al-nashab, dan 3) huruf al-jazm. Huruf al-jar khusus masuk kepada fi’il, sedangkan huruf nashab dan jazam kedua-duanya masuk kepada fi’il.

Anda seyogianya membaca materi tentang huruf ini kemudian mengidentifikasi huruf-huruf yang ada sesuai fungsinya, kemudian berlatih untuk menyusun kalimat dengan menggunakan hurus sesuai peruntukannya dengan tepat dan benar.

Selengkapnya... baca versi PDF-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Kata Petunjuk dan Cara Penggunaannya dalam Bahasa Arab



اسم الإشارة وكيفية استعمالها
(Kata Penunjuk dan Cara Penggunaanya)


Materi yang akan dibahas pada bahagian ketiga ini adalah tentang isim isyarah atau kata penunjuk yang digunakan untuk menunjuk orang, sesuatu maupun tempat yang ada dekat dan di sekitar kita, maupun untuk yang jauh. Di dalamnya dikemukakan pula isim isyarah yang khusus digunakan untuk yang berakal (عاقل) maupun yang tidak berakal (غير عاقل).

Isim isyarah menurut Syekh Mushthafa al-Galayayniya adalah sebagai berikut:
ما يدل على معين بواسطة إشارة حسية باليد ونحوها، إن كان المشار إليه حاضرا, أو إشارة معنوية إذا كان المشار إليه معنى أو ذاتا غير حاضرة .
Artinya:
Isim isyarah adalah apa yang menunjukkan kepada sesuatu yang tertentu dengan perantaraan isyarat secara konkrit (nyata) dengan tangan dan semacamnya, jika yang diisyaratkan (ditunjuk) itu hadir (ada), atau isyarat secara makna (abstrak) jika yang ditunjuk itu abstrak, atau person yang tidak hadir.

Adapun yang temasuk isim isyarah menurut Syekh Mushthafa al-Galayainiy antara lain dikemukakan sebagai berikut:
أ‌- ذا للمذكر
ذا untuk yang mudzakkar
ب‌- ذان و ذين للمثنى المذكر
ذان dan ذين untuk mutsanna mudzakkar
ت‌- ذه و ته للمفردة المؤنث
ذه dan ته untuk mufrad mu’annats
ث‌- تان و تين للمثنى المؤنث
تان dan تين untuk mutsanna mu’annats
ج‌- أولاء و أولى (بالمد والقصر)، والمد أفصح للجمع المذكر والمؤنث
أولاء dan أولى (dengan madd dan qashr), tetapi dengan mad lebih utama, untuk jamak mudzakkar salim
Khusus yang terakhir digunakan untuk jamak berakal, seperti dalam firman Allah swt. Yang berbunyi:
أولئك على هدى من ربهم وأولئك هم المفلحون (لقمن: 5
Dan juga untuk yang tidak berakal, seperti:
إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسئولا (الإيراء: 36

Namun demikian, yang lebih banyak adalah bahwa أولئك itu digunakan untuk yang berakal, sementara untuk yang tidak berakal digunakan تلك, sebagaimana firman Allah swt. Yang berbunyi:
وتلك الأيام نداولها بين الناس (آل عنران: 140)

Boleh men-tasydid-kan ن pada bentuk mutsanna dari ( ذاdan تا ), baik dengan أ atau ي, lalu dikatakan ( ذان, ذين, dan تين ). Dan diantara isim isyarah itu ada yang khusus diguakan untuk tempat, lalu digunakanlah هنا untuk yang dekat, هناك untuk yang pertengahan, dan هنالك dan ثَمَّ untuk yang jauh.
Contoh:
أ‌- سكنت في هذه المدينة منذ سبع سنوات ماضية
Saya telah tinggal di kota ini sejak tujuh tahun yang lalu
ب‌- هناك بيتي (قريب من السوق
Di sana rumah saya, dekat dari pasar
ت‌- أبي يسكن في جاكرتا, وهو يعمل تاجرا هناك
Bapak saya tinggal di Jakarta, dan dia bekerja sebagai pedagang di sana

Isim isyarah banyak-banyak didahului oleh huruf ها yang berfungsi sebagai peringatan, lalu dikatakanlah: هذا, هذه, هاتان, dan هؤلاء.
ذا dan تي kadang-kadang ditambahkan dengan huruf ك untuk menunjukkan pada khithab (yang dituju), lalu dikatakanlah ذاك dan تيك, dan kadang-kadang pula huruf ك nya diikuti oleh huruf ل  , sehingga menjadilah : ذلك dan تلك. Akan halnya dengan ذان, ذين, تان, تين, dan أولاء, kadang-kadang pula diikuti dengan ك yang menunjukkan khithab satu satunya lalu menjadilah: ذانك, تانك, dan أولئك.

Boleh juga dilakukan pemisahan antara ها yang menunjukkan peringatan (tanbih) dan isim isyarah dengan dhamir yang ditunjuk seperti:
أ‌- ها أنا ذا
ب‌- ها أنتِ ذي
ت‌- ها أنتما ذان
ث‌- ها نحن ذان
ج‌- ها نحن أولاء.
Cara sebagaimana telah disebutkan di atas dinilai lebih utama dan lebih fashih dalam kaitannya dengan balig al-kalam, dan hal ini sesuai dengan firman Alah swt. Yang berbunyi:
ها أنتم أولاء تحبونهم ولا يحبونكم (آل عمران: 119
Pemisahan pada selainnya sangant sedikit, seperti:
 ها إن ذا الوقتُ قد خَانَ
Dan pemisahan yang dilakukan dengan كاف التنبيه dalam contoh: هكذا sangat banyak dan populer.

Selengkapnya... baca Versi PDF-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Fi'il - Kata Kerja dalam Bahasa Arab

( Kata Kerja)
Fi’il atau kata kerja adalah kata yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu, seperti waktu lampau, sekarang dan akan datang.
الفعل كل لفظ يدل على حصول عمل في زمن خاص
Artinya:
           Fi’il adalah setiap lafal yang menunjukkan atas terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu.
وينقسم الفعل باعتبار زمانه إلى : ماض ومصارع وأمر
Artinya:
           Fi’il (kata kerja) terbagi –bila ditunjau dari segi waktu berlakunya- kepada : fi’lun madhin (kata kerja lampau) fi’lun mudhari’ (kata kerja sekarang atau akan datang), dan fi’lu amrin (kaka kerja perintah) pada waktu yang akan datang.

Selengkapnya baca versi PDF-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Pembagian Isim kepada Mufrad, Mutsanna dan Jama’

تقسيم الاسم إلى مفرد، مثنى وجمع

Di dalam bahasa Arab, dikenal tiga pembahagian isim (kata benda) jika ditinjau dari segi عدد/bilangan nya, yaitu isim yang menunjukkan kepada satu/tunggal yang disebut dengan istilah mufrad), isim yang menunjukkan atas dua/ganda atau mutsanna, dan yang menunjukkan kepada jumlah yang banyak atau jamak, yaitu angka tiga lebih. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada uraian berikut ini:


Selengkapnya baca versi pdf-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Tanda-tanda Isim


علامات الاسم
(Tanda- tanda Isim)


Bahagian ini merupakan lanjutan dari bahagian 2 (Pembahagian Kata) sebelumnya. Untuk mengidentifikasi apakah suatu kata (كلمة) dalam bahasa Arab itu termasuk isim (kata benda) fi’il (kaka kerja), atau huruf, perlu diperhatikan rambu-rambu  yang telah dikemukakan oleh ulama ahli tata bahasa Arab sebagaimana akan dikemukakan berikut ini:




Selengkapnya... baca versi pdf-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Pembahagian Kata dalam Bahasa Arab


Kata atau الكلمةdi dalam bahasa sebagai unsur pembentukan kalimat atau جملة , secara umum terbagi tiga bahagian; yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan huruf atau kata depan dan semacamnya.
Isim atau kata benda dimaksud mencakup jenis manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, maupun sesuatu yang dibendakan. Selain itu, dibahas pula tentang kata dilihat dari segi ‘adad atau bilangannya, dan yang dimaksud dengannya adalah pembagian isim dari segi mufrad (tunggal), mutsanna (ganda/double), dan jamak atau yang menunjukkan pada jumlah mulai dari tiga dan seterusnya.


تنقسم الكلمة في اللغة العربية إلى ثلاثة أقسام : اسم وفعل وحرف.
Artinya:

Kata dalam bahasa Arab terbagi tiga : yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja) dan harf (huruf).
Untuk lebih jelasnya, ketiga pembahagian dimaksud akan dipaparkan satu persatu secara berturut-turut seperti berikut ini:


الاسم
(Kata Benda)

Isim (اسم) yang dalam bahasa Arab berarti nama/benda, bentuk jamak-nya adalah (اسماء ) nama-nama dan dimaksudkan sebagai kata benda dalam bahasa Indonesia. Isim dimaksud mencakup manusia, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, dan makna yang tidak terikat dengan waktu. Bahagian yang terakhir ini oleh sebahagian ulama ahli Nahwu dinyatakan sebagai sesuatu yang dibendakan (أي شيئ آخر ) .

الاسم كل كلمة تدل على إنسان أو حيوان أو نبات أو جماد أو مكان أو زمان أو صفة أو معنى مجرد من الزمان.
Artinya:
setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewam, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna yang tidak terikat (bebas) oleh waktu.
Berikut ini daftar klasifikasi isim berdasar defenisi sebagaimana telah disebutkan dalam pengertian di atas.

Lebih jelasnya silahkan baca versi pdf-nya.
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Pengenalan Terhadap Huruf Hijaiyyah

Huruf dalam bahasa Arab dibagi kepada huruf al-mabaniy dan huruf al-ma’aniy, dan yang dibahas pada kesempatan ini adalah jenis yang pertama yang intinya adalah pengenalan terhadap huruf-huruf yang membentuk kata, untuk selanjutnya disusun dalam bentuk kalimat.

Pengenalan terhadap huruf Hijaiyyah ini siswa/mahasiswa diharapkan dapat membaca dengan seksama materi ini untuk kemudian menganalisis penulisan huruf-nya baik ketika tersendiri, maupun ketika bersambung dengan huruf-huruf lainnya. Selain itu, yang juga perlu untuk diperhatikan adalah bagaimana persambungan huruf-huruf hijaiyah itu dengan ال takrif, dan juga pengucapan huruf-hurufya sesuai makhraj dan intonasi yang baik dan benar.

Setelah mempelajari uraian materi ini, mahasiswa/siswa diharapkan dapat:

1. Menulis huruf-huruf hijaiyah, baik yang masuk dalam kategori al-huruf al-qamariyah, maupun al-huruf al-syamsiyah dengan tulisan yang baik dan benar.

2. Membaca huruf-huruf hijaiyah dengan makhraj yang baik dan benar, sesuai dengan makhraj dan sifat hurufnya.


Selengkapnya silahkan buka disini Versi pdf.

Semoga pembelajaran pada bahagian 1 (satu) ini dapat bermanfaat, dan ikuti pelajaran/pembelajaran selanjutnya pada bahagian 2. Versi PDF dapat Klik disini

Read More
Published Juni 16, 2014 by with 0 comment

Pantai Lakey - Dompu NTB

Lakey Beach yang berlokasi di Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat.

Informasi seputar pantai Lakey ini sangat banyak di internet anda tinggal memasukkan kata kunci pantai lakey atau lakey beach pada google.co.id, maka semua informasi mengenai lakey bisa telihat disana.

Namun pada kesempatan ini, saya sekedar ceritakan pengalaman pribadi sejak start dari rumah hingga sampai pantai lakey.

Berangkat dari rumah (Rai Oi -Sape), jam 10 pagi. sampai di Kota Bima jam 11 lewat 12 menit,  memang sedikit lambat dalam perjalanan karena di ikut sertakan anggota keluarga, apalagi menggunakan motor matic dan anak-anak pada masih kecil, sehingga tentu saja kecepatan di kurangi dari biasanya.

Di Kota Bima istrahat sambil mengisi lambung tengah (na'kul) dan membeli beberapa cemilan persiapan di Lakey nanti dan itu memakan waktu kurang lebih 1 setengah jam. Lalu melanjutkan perjalanan dari Kota Bima setelah shalat Dzuhur, dan istrahat untuk yang kedua kalinya di Madapangga (wisata permandian).

Di Kota Dompu tepat depan rumah sakit daerah Dompu belok kiri dan itulah jalan lintas Lakey. Jarak kota Dompu hingga pantai Lakey 20 km, sepanjang jalannya beraspal mulus. akhirnya kami tiba di Pantai Lakey jam 2.10 menit. begitu masuk area pantai kami disambut bule-bule (turis luar negeri).

Gerbang I Pantai Lakey
Photo bareng bule Amerika


Bule dari Australia

Lagi nyante di halaman Aman Gati Hotel

Setelah menelusuri Pantai Lakey

Pantai Lakey Depan Hotel Aman Gati

Motor Metic yang digunakan dari Sape ke Pantai Lakey
Gerbang 2 Pantai Lakey
Depan Aman Gati Hotel
Setelah menjelajahi Pantai Lakey, sore hari itu juga kami balik ke Sape.
Read More
Published Juni 14, 2014 by with 0 comment

Piala Dunia FIFA 2014

Kasihan di Desa kecil-ku ini, TV One dan ANTV sebagai Official Broadcaster 2014 FIFA World Cup mengacak di area blank spot. 

Saat ini, saya sedang menonton pertandingan Mexico Vs Kamerun melalui bolastreaming.com meskipun tampilannya kecil karena monitor Laptop hanya 10" biarlah tak mengapa dari pada tak nonton live.

Saya sebenarnya tak terlalu hobbi sama bola kecuali saat-saat tertentu, namun bagaimana dengan yang lain menyandang gelar maniak bola di luar sana.


Read More
Published Juni 11, 2014 by with 0 comment

Tasbih Kifarah

Tasbih Kifarah disebut pula Kaffaratul Majlis atau do'a penutup majlis. Kenapa dijadikan do'a penutup majelis? karena salah satu keutamaannya adalah menghapus dosa dalam majelis tersebut, hal ini berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad.

عَنْ أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ بِأَخَرَةٍ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ مِنَ الْمَجْلِسِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ. فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ لَتَقُولُ قَوْلاً مَا كُنْتَ تَقُولُهُ فِيمَا مَضَى. قَالَ كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِى الْمَجْلِسِ



Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu anhu ia berkata: Jika Rasulullah SAW hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. Seorang sahabat berkata: Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca? Beliau menjawab: Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.
Read More
Published Juni 08, 2014 by with 0 comment

Menjemput keistimewaan bulan Sya'ban

Dalam riwayat dikatakan,

رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتى. فمن صام من رجب يومين. فله من الأجر ضعفان, ووزن كل ضعف مثل جبال الدنيا, ثم ذكر أجر من صام أربعة أيام, ومن صام ستة أيام, ثم سبعة أيام ثم ثمانية أيام, ثم هكذا: إلى خمسة عشر يوما منه.

Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam), sedangkan Ramadhan bulan ummat Saya. Barang siapa berpuasa di bulan Rajab dua hari, baginya pahala dua kali lipat, timbangan setiap lipatan itu sama dengan gunung gunung yang ada di dunia, kemudian disebutkan pahala bagi orang yang berpuasa empat hari, enam hari, tujuah hari, delapan hari, dan seterusnya, sampai disebutkan ganjaran bagi orang berpuasa lima belas hari.

Bulan Rajab telah berlalu dan bulan Ramadhan belum tiba. sekarang kita berada pada bulan Sya'ban, dimana bulan ini memiliki keutamaan yang istimewa.

1. Menurut Imam Nawawi, pada hari nisfu Sya'ban (hari ke lima belas) tahun kedua Hijriyah, telah berlaku pertukaran kiblat umat Islam yaitu dari Masjid Al-Aqsa ke Kab'bah di Masjid Al-Haram.


2. Bulan Sya'ban merupakan bulan dimana amal-amal kita diangkat untuk dihadapkan kepada Tuhan.
Hal ini berdasarkan hadits riwayat An Nasai dan Abu Dawud dan ditashih oleh Ibnu Huzaimah dari Usamah bin Zaid, katanya,
"Aku berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak melihat tuan berpuasa dari satu bulan dari beberapa bulan seperti puasa tuan di Bulan Sya'ban."
Beliau menjawab, "Itu adalah bulan yang dilupakan oleh manusia antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan Sya'ban itu bulan amal-amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku senang apabila amalku diangkat, sedangkan aku berpuasa."

3. Bulan Membaca Al-Qur'an.
Diriwayarkan dari Anas ra, berkata,
"Adalah orang-orang muslim apabila masuk bulan Sya'ban, mereka membuka mushaf-mushaf Al Qur'an dan membacanya, mengeluarkan zakat dari harta mereka untuk memberi kekuatan kepada orang-orang yang lemah dan orang-orang miskin untuk melakukan puasa Ramadan."

Berkata Salamah bin Suhail,
"Telah dikatakan bahwa bulan Sya'ban itu merupakan bulannya para qurra' (pembaca Al Qur'an)."

Dan adalah Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan Sya'ban dia berkata,
"Inilah bulannya para qurra'."

Dari 'Amr bin Qais Al-Mula'i apabila masuk bulan Sya'ban dia menutup tokonya dan meluangkan waktu (khusus) untuk membaca Al-Qur'an."

4. Bulannya Rasulullah SAW.
Hal ini berdasarkan sabda baliau yang berbunyi,
"Bulan Rajab itu adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku dan bulan Ramadan adalah bulannya umatku."

Rasulullah SAW pada setiap setiap malam tanggal 15 Sya'ban selalu melakukan shalat malam dengan sangat lama, menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah SWT, sehingga Al-Hafidh Al-Baihaqi dalam kitab Musnadnya meriwayatkan hadits dari A'isyah ra katanya,
"Rasulullah SAW pada suatu malam bangun, lalu melakukan shalat. Beliau memperlama sujud, sehingga aku mengira beliau telah wafat. Setelah aku melihat yang demikian itu, aku bangun sehingga menggerakkan ibu jari beliau, dan ibu jari beliau bergerak."

5. Pada setiap malam nisfu Sya'ban, Rasulullah SAW selalu mendoakan umatnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Dalam hal ini, Sayyidina Ali ra menceritakan sebagai berikut,
"Susungguhnya Rasulullah SAW keluar pada malam ini (malam nisfu sya'ban) ke Baqi' (kuburan dekat masjid Nabawi) dan aku mendapatkan beliau dalam keadaan memintaan ampun bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan dan para syuhada."

Banyak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnad beliau, Imam At-Tirmidzi At-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Majah, Al Baihaqi dan An Nasai, yang menetapkan bahwa Rasulullah SAW adalah memuliakan malam Nisfu Sya'ban dengan memperbanyak shalat, doa dan istighfar.

Jadi, bukanlah perbuatan bid'ah dan bukan pula perbuatan aneh jika malam nisfu Sya'ban dijadikan malam untuk banyak berzikir, berdoa dan istighfar dan melakukan shalat bagi kaum muslimin.

6. Bulan turunnya Allah SWT ke muka bumi.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Jika terjadi malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah kamu sekalian pada malam harinya, dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun pada malam tersebut ke langit dunia mulai dari terbenam matahari dan berfirman,
"Apakah tidak ada orang yang meminta ampun, sehingga Aku mengampuninya? Apakah tidak ada orang yang meminta rezeki, sehingga Aku memberinya rezeki? Apakah tidak ada orang yang terkena bala, sehingga Aku dapat menyelamatkannya? Apakah tidak demikian, apakah tidak demikian, sehingga terbit fajar."

Imam Al-Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh syafaat (pertolongan).
Menurut Al Ghazali, pada malam ke 13 di bulan Sya'ban, Allah SWT memberikan tiga syafaat kepada hamba-hambanya.
Sedangkan pada malan ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.
Read More
Published Juni 07, 2014 by with 0 comment

Menikmati sejuta Pesona Pulau Moyo NTB

Pulau Moyo merupakan salah satu objek wisata yang indah dan eksotis dari sekian banyak objek wisata yang berada di pulau Sumbawa. Pulau dengan luas kurang-lebih 32.000 hektar yang sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan dan pantai yang alami dengan berbagai hewan yang hidup di dalamnya ini terletak sekitar 2.5 KM sebelah utara Pulau Sumbawa.

Jalur menuju pulau moyo ini anda bisa melalui Sumbawa Besar pelabuhan Muara Kali dengan menggunakan kapal rakrat jarak tempuh kurang lebih 2 jam. Atau boleh juga melalui Kecamatan Tambora Kabupaten Bima kurang lebih 30 menit. Melalui jalur ini (Tambora) ada dua pilihan menuju wisata : Pulau Satonda dan Pulau Moyo ini.


Read More
Published Juni 06, 2014 by with 0 comment

Hikmah Isra dan Mi'raj di Mushallah al-Ikhlas Dara Kota Bima

Manusia hidup dalam tiga dimensi waktu: masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Orang yang baik adalah orang yang pandai mengambil pelajaran dari masa lalu untuk menentukan sikap hari ini dan merencanakan masa depan, sehingga hari ini bisa lebih baik dari hari kemaren dan besok bisa lebih di atas tingkat prestasi yang dicapai dari pada hari ini.

Dalam konteks itulah Isra’ Mi’raj yang merupakan peristiwa masa lampau tetap relevan diambil sebagai pelajaran untuk kita jadikan acuan hidup di zaman sekarang agar masa depan kita jauh lebih berkualitas dari pada hari ini atau pun kemaren.

Sangat istimewa sekali, bahwa untuk mengisahkan peristiwa Isra’ Mi’raj, Allah memulai ayat-Nya dengan kalimat tasbih. Allah berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Dalam ayat ini Allah memulainya dengan kalimat “سُبْحَانَ” (Maha Suci Allah). Banyak peristiwa yang diceritakan Al-Qur’an, tetapi jarang sekali diawali dengan kalimat Tasbih. Ketika al-Qur’an menceritakan bagaimana fir’aun dan bala tentaranya ditenggelamkan di Laut Merah, itu peristiwa hebat, tapi tidak dimulai dengan kalimat Tasbih.

Kalau untuk memaparkan peristiwa Isra’ Mi’raj Allah memakai kalimat Tasbih, tentulah bukan suatu kebetulan. “سُبْحَانَ الَّذِي” (Maha Suci Allah). Maha Suci dari segala kelemahan. Maha Suci dari segala sifat kekurangan. Maha Suci dari segala kesia-siaan. Allah mempertaruhkan kesucian-Nya untuk menjamin kebenaran peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Pertanda bahwa Isra’ Mi’raj bukan peristiwa biasa.
Ma’asyiral muslimin sidang jama’ah jum’at rahimaniy wa rahimakumullah
Kalimat selanjutnya: “أَسْرَى” berasal dari kalimat “سَرَى – يَسْرِي ” (artinya berjalan), yang kemudian dibentuk menjadi muta’addi dengan menambahkan Hamzah di awalnya: “أَسْرَى – يُسْرِي – إِسْرَاءً” (artinya memperjalankan).

Dari kalimat itu tampak bahwa dalam peristiwa Isra’ Mi’raj yang aktif sebenarnya Allah. Karenanya tidak heran jika nabi berangkat dari Mekkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina, lalu naik ke langit ke tujuh, naik lagi ke Baitul Makmur setelah itu ke Shidratul Muntaha, hingga tiba di bawah ‘Arsy menerima perintah shalat, melakukan kunjungan ke Syurga dan Neraka, kemudian kembali lagi ke Mekkah, hanya memakan waktu tidak lebih dari sepertiga malam. Kenapa tidak? Allah-lah yang memperjalankan. Nabi sendiri pasif, sekedar diperjalankan dan terima beres. Andai kata Rasul berjalan sendiri, jelas beliau tidak akan sanggup menempuh jarak yang demikian jauh dalam waktu sesingkat itu. Oleh karena itu, dalam memahami peristiwa Isra’ Mi’raj jangan memakai logika manusia, tetapi harus menggunakan logika ke-MahaKuasa-an Allah.
Dahulu Abu Jahal, Abu Lahab dan kawan-kawannya memahami peristiwa Isra’ Mi’raj ini dengan logika berfikir manusia, terang saja mereka tidak bisa mencerna. Padahal kalau sedikit saja mau merenungi ayatnya, orang tidak akan kesulitan memahami Isra’ Mi’raj. Peristiwa Isra’ Mi’raj itu kehendak Allah, bukan kehendak Rasulullah SAW.

 Kemudian lanjutan ayat terdapat kalimat: “عَبْدِهِ” (hamba-Nya).  Kenapa Allah tidak menggunakan kalimat lain, misalnya langsung saja disebut nama Nabi: سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِمُحَمَّدٍ (Maha Suci Allah yang telah memperjalankan Muhammad)?

Ada dua pengertian yang dikandung kata “عَبْدِهِ” (hamba-Nya) dalam ayat tersebut:
Pertama: Kata “hamba” itu menjelaskan bahwa Nabi Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasad. Sebab, orang hanya akan dipanggil hamba kalau punya jasad dan ruh sekaligus.

Kedua: Kalimat “عَبْدِهِ” juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad itu oleh Allah benar-benar telah diakui sebagai hamba-Nya. Mungkin kita bertanya, “Apakah kita bukan hamba Allah?” Tentu kita ini hamba Allah, tapi kata siapa? Kalau kata kita, itu namanya pengakuan. Kita mengaku sebagai hamba Allah. Boleh-boleh saja. Tetapi apakah pengakuan kita itu juga diakui oleh Allah, ini yang jadi masalah. Mengaku sebagai hamba Allah masih menyimpan tanda tanya besar tentang bukti empiris dari pengakuan tersebut, sementara panggilan “hamba” dari Allah merupakan penilaian tersendiri dari Allah atas realitas ke-hamba-an kita. Nabi Muhammad, Allah-lah yang mengakuinya benar-benar sebagai hamba-Nya.



Kalimat selanjutnya “لَيْلاً” (pada suatu malam). Kata ini memakai bentuk mufrad (tunggal) untuk menunjukkan satu. Ayat ini mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ini pada malam hari dan waktunya hanya satu malam (bahkan hanya sepertiga malam). Kenapa Nabi diperjalankan pada malam hari? Karena menurut kebiasaan kabilah Arab yang mayoritasnya berprofesi sebagai pedagang, mereka melakukan perjalanan jauh pada malam hari agar tidak merasakan panas teriknya matahari di tengah gurun sahara pada siang hari. Begitu juga Nabi Isra’ Mi’raj ini adalah untuk menghadap bertemu dengan Allah SWT. Waktu terbaik untuk menghadap bermunajat kepada Allah juga adalah pada malam hari.


Hakikat dan tujuan Isra’ Mi’raj hanya Allah yang Maha Tahu. Tetapi di penghujung ayat itu kita menjumpai kalimat: “لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا” (Agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebenaran Kami).
Seluruh pemandangan dan peristiwa yang dilihat dan dijumpai Nabi sepanjang perjalanan merupakan sebagian kecil dari tanda-tanda kebesaran Allah. Dan itu merupakan tamsil, contoh, dan pelajaran bagi kita yang hidup di zaman sekarang. Misalnya ketika Nabi melihat orang yang mencakar-cakar mukanya dengan kukunya sendiri. Beliau bertanya, “Ya Jibril, itu orang macam apa?” Jibril yang pada perjalanan Isra’ Mi’raj bertugas sebagai pendamping menjelaskan, “Muhammad, itulah contoh dari ummatmu yang suka menjelek-jelekkan saudaranya sendiri”.



Read More
Published Juni 05, 2014 by with 0 comment

Bisa Baca Al-Qur'an itu tak Perlu lagi mulai 2014

Berawal dari keluh kesah guru-guru SMA di Sape dan Lambu, mengatakan betapa menurunnya kualitas baca al-Qur'an calon siswa baru di tahun ini. Dikatakan masih syukur apabila anak itu mengenal huruf (hijaiyyah), ironis memang, bahkan mayoritas calon siswa tak mengenal huruf.

Huruf saja mereka tak kenal, lalu bagaimana bisa mengaji (membaca al-Qur'an)?.

Semua sekolah tingkat SMA di wilayah Sape dan Lambu melakukan tes membaca al-Qur'an sebagai syarat kelulusan Penerimaan Siswa Baru (PSB) terutama SMA berstatus Negeri. Untuk Sekolah SMA swasta ada yang mengadakan sebagai syarat dan ada pula hanya sekedar formalitas.

SMA Negeri 1 Sape misalnya, telah mengurangi standar kelulusan tes mengaji dari lancar menjadi bisa. artinya, kalau selama ini yang dapat diterima atau dinyatakan lulus hanyalah siswa yang lancar dalam membaca al-Qur'an namun tahun 2014 ini cukup bisa saja, itupun kriteria bisa-nya masih bervariatif tergantung penguji.

Kenapa standar kelulusan tes ngaji diturunkan? jawaban singkatnya adalah berarti yang lulus atau yang menjadi siswa baru hanyalah 10 orang saja. ironis memang...

Apalah arti program pemerintah "Membumikan al_Qur'an". Kemana TPA dan TPQ?...
Kemana para orang tua? sibuk apa saja kalian...?

Bagaimana bisa memahami al-Qur'an dan kitab-kitab agama bila mengaji saja tak bisa? belum lagi berbicara pengamalan, memahamilah dulu... kasihan generasi muda... generasi yang akan membawa negara dan agama ini 10 tahun atau 20 tahun kedepan.


Read More
Published Juni 03, 2014 by with 0 comment

Pemancar Telkom Doro Saboke Lambu

Pemancar Telkom doro Saboke - Lambu dengan titik Coordinates 8°40'52"S 119°7'5"E, ini merupakan paling timur daratan provinsi Nusa Tenggara Barat. 

Jalur menuju Pemancar telkom ini sangat mudah bila anda star dari  Kota Sape Kabupaten Bima, ke Desa Sumi belok kiri setelah kantor Camat Lambu sebelum SDN Inpres Sumi 1 atau tepat depan lokasi praktek Dr. Wisnu. 

Bila gang yang dilalui sudah benar, maka anda pastinya melewati kantor polsek Lambu, maka jalanlah terus-terus mengikuti jalanan beraspal. Perlu anda ingat bila menemui jalanan bercabang maka jangan belok baik kiri maupun kanan. Gang pertama pada bagian kanan menuju desa Nggelu, sementara Gang kedua sebelah kiri menuju Desa Lambu dan PT. Mutiara BSM.

Apa istimewanya di atas sana? Bila memandang ke arah timur, anda dapat melihat Pulau Komodo (Taman Nasional Komodo), terlebih pulau Kelapa yang menjadi incaran wisatawan asing sangat jelas terlihat. Bila memandang ke arah kanan bawah (dodo cawa) anda menyaksikan indahnya pemandangan desa Nggelu. Dan menurut saya yang paling asyik diatas sana adalah kesejukannya bagaikan kita berada di Eropa.

Jalur menuju Pemancar Telkom Doro Saboke
Catatan: Bila hendak ke pemancar ini, pastikan kendaraan anda sanggup mengaruki pendakian dengan kondisi jalan penuh terjang dan bebatuan.
Read More
Published Juni 02, 2014 by with 0 comment

Tempat Ngopi di Sape - Bima

Remaja masa kini pada umunya suka ngopi, gaul dikit gitu. Terlebih pemuda itu perokok, sangat identik dengan penikmat kopi. Tapi tahukan anda? ternyata ngopi itu memiliki banyak manfaat dan juga tentu ada pula efek sampingnya loh...

Di Sape sendiri telah banyak kedaung kopi yang siap melayani anda hingga tengah malam, diantaranya : 1. Lokasi Pelabuhan Sape deretan bagian kanan dari gerbang. 2. Lapangan Semangka (Naru Timur) gerbang utara dan deretan selatan depan SMA Muhammadiyah dan SDN Inpres Naru. 3. Salahuddin Cafe, Depan Rumah Makan Taliwang (100 meter) bagian kanan ke arah Kec. Lambu. Kedaung-kedaung di atas siap melayani anda hingga malam bahkan subuh. Selain tempat-tempat di atas masih banyak tempat lain namun tak sampai tengah malam.

Lalu apa manfaat dari ngopi ini?
1. Bantu hidup lebih lama
2. Konsumsi kopi teratur bisa membantu mencegah Alzheimer
3. Tingkatkan kinerja otak dan fokus
4. Membantu mengurangi risiko kanker kulit.
5. Dalam level moderat, kopi membantu mengurangi gagal jantung
6. Menurunkan risiko diabetes pada wanita
7. Mengurangi risiko kanker kolon
8. Membantu menekan risiko penyakit Parkinson
9. Menekan risiko penyakit kardiovaskuler
10. Mempercepat pemulihan setelah berolahraga  >>Selengkapnya Manfaat Ngopi >>>  

Sementara Efek sampingnya adalah ...
1.Gelisah
2.Gangguan kardiovaskular
3.Sakit kepala
4. Usir Rasa Kantuk
6. Cepat Marah
7. Mengurangi Resiko Depresi
8. Gangguan pencernaan
9. Gangguan buang air kecil
10. Insomnia
11. Menjaga fungsi dan kesehatan hati
12. Mencegah penyakit diabetes
13. Meningkatkan kekuatan otak >>Selengkapnya efek samping ngopi>>>

Bagi yang ngopi ngajak-ngajak ya.... salam n merdeka
Read More