Published Juni 10, 2019 by with 0 comment

Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1440 H di Lapangan Serasuba Khatib Doktor Abdul Munir

Bersama Walikota Bima
Kata kunci yang terngiang di telinga saat khatib menyampaikan materi khutbahnya pada 1 syawal 1440 H//5 Juni 2019 M adalah kata "Spirit/semangat". Kata ini menjabarkan makna meraih kemenangan setelah satu bulan penuh kaum muslimin menjalankan berbagai ibadah terutama puasa di bulan Ramadhan. Bagaiamana tidak semangat, sebab kebaikan demi kebaikan yang ditawarkan dalam bulan ramadhan begitu istimewa. Khatib Dr. Munir memberikan perbandingan bahwa di luar Ramadhan saja betapa banyak kebaikan-kebaikan yang Allah hadiakan kepada orang-orang yang beriman di antaranya, 2 rakaat sebelum sholat shubuh itu lebih baik dari dunia beserta isinya. Sementara pada bulan Ramadhan semua kebaikan dan amal ibadah dilipat gandakan berpuluh, beratus bahkan ribuan kali. dan di dalamnya terdapat malam istimewa serta diturunkan al-Qur'an yang merupakan sebagai petunjuk bagi semua manusia.
selain itu khatib mengungkapkan "Filosofis rumitnya membuat ketupat dari janur mencerminkan kesalahan, kekhilafan manusia. Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan hati setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Janur yang ada di ketupat berasal dari kata جاء النور (jaa-a al-nur) bermakna telah datang cahaya. Dalam arti yang lebih luas bermakna keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadhan."
Sedang Khutbah
Akhir khutbahnya Dr. Munir menghimbau kepada masyarakat agar tidak ada lagi sebutan Cebong, Kampret, Setan gundul, Sontoloyo dll. karena istilah-istilah ini akan memperkeruh suasana kebersamaan, menciptakan kubu-kubu yang saling bertikai, sementara kita adalah satu sebagai bangsa Indonesia.

0 comments:

Posting Komentar

Silakan titip komentar anda..