Published April 26, 2014 by with 0 comment

Visitasi Pembukaan Program Studi Baru STAI Muhammadiyah Bima

STAI Muhammadiyah Bima - Kini semakin melebarkan sayapnya, terbukti dengan banyaknya minat mahasiswa yang kuliah di kampus itu. saat ini, terdapat dua prodi yang aktif yakni Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab. Pada bulan lalu, Prodi PBA telah divisitasi oleh 2 orang Asesor utusan dari BAN-PT yakni Dr. Muhbib dari UIN Syarif Hidayatullah dan Dr. Yayan Nurbayan dari UPI.
Kini STAI Muhammadiyah Bima di-visitasi oleh Dr. Muhammad Zain, M.Ag dari Kasubdit Pengembangan Akademik Dirjen Diktis Kementerian Agama RI dalam rangka pembukaan prodi baru. Adapun rencana Prodi baru yang di buka yakni, PGRA, PGMI, BKI, KPI, Ahwal al-Asyakhshiyyah, Ekonomi Syari'ah.
Read More
Published November 02, 2013 by with 0 comment

Gelar Magister adalah Amanah

Takhrij Talabah - Universitas Muslim Indonesia, Sabtu - 2 November 2013. Momen seperti inilah ditunggu oleh kebanyakan orang yang pernah menjadi mahasiswa. Bukan saja si pelaku atau orang yang melakukan wisuda yang menunggunya tapi orang tua, istri/pacar ataupun instansi yang memiliki hajat tuk menggunakan kemampuannya.
Rasa senang tentulah ada, apalagi saya tergolong cepat dalam menyelesaikan Program Magister ini kurang dari 19 bulan. Namun saya sadar, ini semua tak boleh menjadikan saya besar kepala, saya harus imbangkan gelar dan keilmuan. ini merupakan amanah yang harus dijalankan sebaik-baiknya.
Doa saya, semoga ilmu yang didapatkan selama kuliah baik pada S1 maupun S2 ataupun pada lembaga-lembaga non-formal, dapat diamalkan terutama buat diri pribadi, keluarga dan masyarakat sekitar.
Read More
Published Oktober 12, 2013 by with 0 comment

Selangkah Lagi

Inilah mungkin yang ditunggu bagi kebanyakan orang, saya tak berani katakan semua orang karena mungkin ada yang tak mau. Apakah itu? melewati segala proses dan kententuan. Ketentuan apa itu?
Ok, beberapa posting sebelumnya saya telah ceritakan bahwa kegiatan saya telah berubah atau sudah tidak eksis lagi dengan blog ini (blogger), karena sedang melewati proses perkuliahan di Magister. Tinggal selangkah, untuk menuntaskan proses perkuliahan, seminar proposal sudah, tadi sore baru dituntaskan seminar hasil, nah sekarang tinggal menyusul ujian tesis atau biasa disebut dengan istilah ujian tutup.
Kali ini saya tak cerita banyak, mata semakin berat dan terus menekan... see u.
Read More
Published Oktober 23, 2012 by with 1 comment

Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Penulisan Hasil Penelitian


Oleh
Prof. Dr. Hj. Masrurah Mukhtar, MS
Disampaikan dalam "Workshop Metode Penelitian dan Punulisan Layak Publikasi Tingkat Elementri"

Apa yang akan saya tulis?

Topik : Pokok Pembahasan

Pertimbangkan :
  • Menarik perhatian
  • Diketahui dengan baik
  • Bahan dapat diperoleh
  • Batasi ruang lingkup

Judul: Nama sebuah tulisan
Pertimbangkan:
  • Relevansi
  • Provokatif
  • Singkat
  • Jelas

Penulisan huruf, kata, tanda baca dan angka
Penulisan Huruf besar:
Di awal kalimat
Petikan langsung :
  • Ibu Berkata "Kapan kamu ujian"
Ungkapan keagamaan, kitab susci dan nama Tuhan :
  • Al-Qur’an, Dialah, hamba-Nya.
- Gelar, keturunan, keagamaan yang diikuti oleh nama orang:
  • Imam Syafi’I, Sultan Hasanuddin
- Nama jabatan dan pangkat yang diikuti oleh nama orang:
  • Gubernur Sahrul Yasin Limpo, Jenderal Pol. Timur Pradobo
- Nama tahun, bulan, hari raya dan peristiwa sejarah:
  • Tahun Hijriah, Hari Sumpah Pemuda
- Nama bangsa, bahasa dan suku :
  • bahasa Indonesia, bahasa Bugis, suku Makassar
- Nama khas geografis:
  • Gunung Lompobattang, Sungai Walae, Danau Tempe, Jalan Kakatua
- Nama badan, lembaga ketatanegaraan, dokumen resmi:
  • Deklarasi Malino, Perserikatan Bangsa Bangsa, Undang Undang Dasar 1945
- Huruf pertama semua kata di dalam nama bulan, majalah, surat kabar dan judul karangan kecuali partikel:
  • Dari Are Maria ke Jalan Lain ke Roma, Haji dari Masa ke Masa
- Singkatan gelar, sapaan dan nama kekerabatan:
  • Dr. 
  • Bapak 
  • Sdr. 
  • Prof. 
  • Paman
Penulisan Kata:
- Gabungan kata dan kombinasi suatu berimbuhan:
  • duta besar 
  • rumah bersalin
  • pancasila
  • tunanetra
  • Mahapatu
  • Maha Penyayang
  • Mahasiswa 
  • Antar kota
- Kata depan di, ke :
  • di mana dijual bensin
  • ke mana dia pergi

Tanda Baca:
Tanda titik (.):
- Di akhir kalimat. (ingat bukan di akhir judul)
- Pada singkatan nama orang :
  • B. J. Habibie 
  • Abd. Munir
  • A. Yani
- Pada gelar singkatan, jabatan, pangkat dan sapaan:
  • Prof. 
  • Sdr. 
  • Ny. 
  • Kep. 
  • Tn. 
  • Dt.
- Pada kata atau ungkapan yang sudah umum:
  • dkk. 
  • hlm. 
  • A.n.
- Untuk memisahkan jam, menit, detik yang menunjukkan waktu:
  • pukul 10.15.25
- Di belakang angka atau huruf dalam bagan:
  • 1. 
  • 1.1 
  • 1.2 dst.
  • a. 
  • b. 
  • c. dst.

Tanda koma (,):
Tanda koma diantara unsure-unsur dalam pemerian:
  • Uneversitas Muslim Indonesia memiliki beberapa fakultas, antara lain: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra
Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang didahului dengan kata tetapi dan melainkan:
  • Dia ingin sekali membeli buku-buku itu, tetapi uangnya belum cukup
  • Dia bukan mahasiswa Unhas, melainkan mahasiswa UMI.

Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat
  • Karena harta dan uang, orang bias lupa daratan

Dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka:
  • Munir Abdul, 2012. Tata Bahasa Indonesia. Sape-Bima; Mangga Tiga
Dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbit:
  • Badudu, J.S. 1983, Pelik-pelik Bahasa Indonesia, Bandung, Pustaka Prima
Dipakai diantara nama orang dan jelar akademik :
  • Abdul Munir, S.Pd.I., MA.
  • Prof. Dr. Husen Abas, MA.

Tanda titik dua (:):
Dipakai pada akhir suatu pernyataan bila diikuti rangkaian atau pemerian:
- Dari segi ekonomi: masyarakat di daerah ini terbagi atas ekonomi lemah, ekonomi sedang, dan ekonomi kuat.
Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian:
- Acara ini akan dilaksanakan pada:
Hari : Ahad
Tanggal : 12 September 2012
Pukul : 19.00
Tempat : Aula UMI

dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat yang terdapat dalam kitab suci, atau diantara judul suatu karangan:
- Surah Yasin : 9

Tanda hubung (-):
Dipakai untuk menyambung awalan se dengan kata yang mengikutinya yang dimulai dengan huruf capital, ke dengan angka, angka dengan an, dan singkatan huruf capital dengan imbuhan:
- se-Indonesia
- ulang tahun ke-10
- uang 5000-an
- KTP-nya
Tanda kurung ( (__) ):
Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan:
- Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.

Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan:
- Sajak Tranggono berjudul “ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan:
- Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Bima

Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan kerangka:
- Factor produksi yang menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, (c) modal.

Kata
- Perang Dunia II
- Perang Dunia kedua
- Perang Dunia ke-2
Kata yang Denotatif dan kata yang Konotatif
- Toko itu dilayani gadis-gadis cantik
- Toko itu dilayani dara-dara cantik
- Toko itu dilayani perawan-perawan cantik

Kata baku dan kata tak baku

Kata baku                   Kata tak baku
Perbaiki                        bikin baik
Beri tahu                       kasih tahu
Padamkan                     kasi mati, bunuh (lampu)
Laki-laki, pria                cowok
Tidak                            ndak, nggak
Pihak                             fihak
Teladan                         tauladan
November                     Nopember
Analisis                          analisa
Teoretis                         teoritis
Insaf                              insyaf
Mengubah                     merubah
Menyesampingkan         mengenyampingkan
Peresmian                      penresmian
Perwilayahan                  pengwilayawan
Menaati                          mentaati
Menerjemahkan             menterjemahkan

Gagasan pokok
Kehidupan Modern:
- Untuk kehidupan menuntut cara berfikir dan bertindak yang efektik dan efisien
- Kehidupan Modern menuntut cara berfikir dan bertindak yang efekti dan efisien
Perluasan usaha:
- Perluasan usaha ini kami menggunakan pinjaman modal dari bank
- Perluasan usaha ini dapat kami karena menggunakan pinjaman modal dari bank
Pikiran dan bahasa:
- Pikiran yang kacau pada bahasa yang kacau
- Pikiran yang kacau tercermin pada bahasa yang kacau
Pengamatan terhadap:
- Pengamatan terhadap obyek itu tidak cermat sehingga diskripsi obyek kurang jelas
- Pengamatan terhadap obyek itu tidak cermat sehingga deskripsi obyek kurang jelas
-
Menulis skripsi:
- Meskipun ia telah berusaha menulis skripsinya dengan tekun tetap pengujinya masih menuntut perbaikan yang cukup banyak.
Kelogisan:
- Waktu dn tempat kami persilahkan
- Bapak Rektor kami persilahkan
- Waktu dan tempat kami luangkan kepada Bapak Rektor
- Untuk mempersingkat waktu, kami mempersilahkan pembicara menyajikan makalahnya
- Untuk memanfaatkan waktu, kami mempersilahkan pembicara menyajikan makalahnya.
- Ali dihadiahkan sebuah tas plastik oleh paman
- Ali dihadiahi (oleh) paman sebuah tas
- Sebuah tas plastik dihadiahkan kepada Ali.

Kesalahan dalam penulisan laporan penelitian
- Peraturan rektor adalah produk hokum yang menurut ketentuan yang pelaksanaan/ketentuan berkenaan dengan fungsi rector
- Menurut ketentuan yang pelaksanaanya berkenaan dengan fungsi rektor
- Bagi dunia perbankan yang berorientasi profit, kegiatan pemasaran merupakan suatu kebetuhan utama dan …..
- Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini dirumuskan……. Sbb:

Kesalahan dalam makalah:
- Ancaman yang sangat mengerikan jika bangsa Indonesia tidak mengantisipasi faktor pendidikan di era globalisasi adalah runtuhnya tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Read More
Published Oktober 23, 2012 by with 0 comment

Topik Bahasan Filsafat Pendidikan Islam


Strategi Perkuliahan
  1. Perkuliahan berlangsung dalam bentuk ceramah, seminar dan diskusi.
  2. Setiap mahasiswa berkewajiban menyajikan makalah ilmiah (research paper) sesuai topik di silabus mata kuliah ini.
  3. Makalah harus berpijak pada kajian ilmiah, bersifat analisis dan argumentatif berdasarkan telah literatur terkait.
  4. Makalah yang dipresentasikan dan diseminarkan hendaklah direvisi berdasarkan kritik dan saran yang berkembang di dalam seminar. Makalah tersebut diserahkan kepada Dosen pembimbing/pemandu pada minggu terakhir perkuliahan.
  5. Selain makalah, mahasiswa dibagi tugas meresume sebuah buku tentang filsafat pendidikan Islam.
Topik Bahasan
  1. Pengenalan awal filsafat Pendidikan Islam: Pengertian, Ruang Lingkup, dan Perkembangannya.
  2. Dasar-dasar pendidikan Islam: Al-Qur’an, Al-Hadis, Filosofis Yuridis Formal, Psikologis dan Sosiologis.
  3. Sumber-sumber Pendidikan Islam: Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu.
  4. Pendidikan Islam Sebagai Ilmu: Tinjauan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
  5. Fungsi-fungsi pendidikan Islam dalam hidup dan kehidupan manusia: Manusia memiliki fitri/potensi, manusia dapat/harus dididik dan dapat/harus mendidik.
  6. Pendidikan Islam dengan pandangan: Essensialisme, Ekssistensialisme, perennialisme, pragmatisme, dll.
  7. Pendidikan Islam dengan pandangan: Qadariah, Jabariah dan Asy’ariah.
  8. Pendidikan Islam dengan nilai-nilai dan budaya: Pewarisan nilai-nilai dan budaya.
  9. Tujuan manusia sebagai tujuan Pendidikan: Tujuan penciptaan manusia, dan fungsi lembaga-lembaga pendidikan.
  10. Konsep Pendidikan Al Qabisi dan M. Rasyid Ridha: Koedukai dan Kurikulum.
  11. Konsep Pendidikan Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan Al-Mawardi: Pendidik dan didik.
  12. Konsep Pendidikan Al Zarnuji dan Ibnu Taimiyah: Tujuan pendidikan dan metode pembelajaran
  13. Konsep Pendidikan Ibn Maskawaih dan ibnu Khaldun: Daya-daya dan kemampuan berfikir manusia, Pendidikan akhlak dan lingkungan pendidikan.
  14. Pengenbangan Filsafat Pendidikan Islam: Argumentasi dan Metodenya.
Read More
Published September 08, 2012 by with 0 comment

Wanita Shalehah

Wanita-wanita shalehah - Magister Pengkajian Islam UMI
Magister Pengkajian Islam PPs UMI Makassar - Lelaki mana yang tak mendambakan kaum hawa cantik, kaya, berpendidikan, dan shalehah. Tiga bidadari ini, lebih kurang memiliki gelar ini. 

“Dunia itu perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah.” (HR. Muslim)

Muslimah shalihah yang berakhlak mulia memiliki beberapa karakteristik yang indah.
Pertama, bertakwa Kepada Allah SWT dan bisa menjaga dirinya, anak-anaknya, serta harta suaminya. Dalam Al Qur’an Allah Berfirman yang maksudnya,
“Sebab itu, Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dir ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah Memelihara mereka.” (Q.S An Nisa’:34)

Kedua, ia memiliki sifat sabar. Ia bersikap tabah dalam menghadapi berbagai persoalan. Bahkan ia pandai menghibur suaminya yang sedang di rundung masalah. Bukannya malah merunyamkan suasana.

Ketiga, senantiasa menjaga shalat 5 waktu. Sebagaimana maklum shalat 5 waktu adalah tiang agama. Muslimah yang menjaga shalatnya adalah sosok muslimah yang sendi-sendi keimanannya kokoh. Ia akan kuat menghadapi berbagai terpaan cobaan dan musibah. Muslimah seperti inilah yang bisa menjadi faktor kunci sukses suaminya.

Keempat, menjaga auratnya dengan baik. Ia tak mau keluar rumah kecuali seizin suaminya. Andaikata keluar, ia menutupi aurat yang menjadi kehormatannya serta suaminya. Allah SWT berfirman yang maksudnya, ” Hai nabi. Katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak perempuammu dan isteri-isteri orang beriman “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal. Karera mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Ahzab, 59)

Kelima, taat kepada suaminya, menghormatinya, mencintainya, menyayanginya. Selalu menampakkan wajah yang menyenangkannya. Selalu memberikan dukungan kepada suami baik dalam urusan pekerjaan atau ibadah. Tidak menghardik atau mengeluarkan kata-kata kotor kepadanya. Tidak membicarakan aib-aibnya kepada wanita lain. Tak pernah ada niatan untuk menyakitinya. Ia senantiasa menlakukan perbuatan yang membuat ridha suaminya. Rasul SAW bersabda, “Tatkala seorang muslimah melaksanakan shalat 5 waktu, menunaikan puasa wajib dan mematuhi suaminya, maka ia akan memasuki surga Tuhannya.”

Keenam, bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab mereka lebih dekat kepada anak-anak daripada suami yang lebih banyak keluar untuk bekerja. Seorang Muslimah Shalihah akan mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an, menanamkan rasa cinta kepada Nabi SAW beserta keluarganya. Mendampingi mereka melewati masa kanak-kanak dengan lembut dan penuh cinta, menjauhkan merekan dari akhlak tercela. Dan tak kalah pentingnya, mengajarkan mereka rasa hormat kepada ayahnya.

Ketujuh, mampu menasehati suami yang sedang lalai dari ibadah dengan cara yang santun dan bijak. Ia bisa mengambil hati suaminya sebelum mengingatkannya. Cara demikian lebih bisa di terima suami ketimbang cara-cara langsung yang akan memperburuk situasi.

Kedelapan, memiliki prinsip hidup yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh gaya hidup non islami yang sekarang ini gencar di budayakan oleh media massa. Sebagai muslimah ia harus tetap berpegang teguh pada ajaran Islam baik dari segi berpakaian, berprilaku dan lainnya. Ia pantang meniru lifestyle wanita non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meniru gaya hidup suatu kaum, berarti ia termasuk golongan tersebut.”

Kesembilan, ia mampu menjaga penglihatannya dan kehormatannya. Ia tak mau memandang laki-laki selain suaminya. Kehormatannya di jaga mati-matian demi suaminya. Ia bersolek hanya untuk suaminya. Ini merupakan gambaran Bidadari Syurga. Allah SWT berfirman.. Yang artinya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An Nuur:31)

Kesepuluh, bersikap wara’. Ia tak mau mengkonsumsi makanan-makanan yang haram ataupun yang syubhat. Demikian pula ia menjaga suami dan anak-anaknya dari hal tersebut. Ia faham betul bahwa dari makanan yang baik dan halal akan lahir pula kepribadian-kepribadian yang baik. “Kuatnya agama adalah sikap wara’.” demikian sabda Nabi SAW.

Demikian sebagian karakteristik muslimah yang shalihah. Dengan karakteristik tersebut ia akan menampakkan kecantikan bathin yang akan abadi dan takkan lapuk oleh penuaan seperti halnya kecantikan jasmani.

Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan perhiasan yang terindah adalah wanita yang shalihah.”

Wallahu A’laam..

Disadur dari Majalah Dakwah Cahaya Nabawiy
Read More
Published September 07, 2012 by with 0 comment

Kaligrafi Masjid

Di dalam seni rupa Islam, tulisan arab seringkali dibuat kaligrafi. Biasanya isinya disadur ayat-ayat Al-Quran. Bentuknya bermacam-macam, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi seringkali juga ditatahkan di atas logam atau kulit dan dinding.

Akar kaligrafi Arab sebenarnya adalah tulisan hieroglif Mesir, yang kemudian terpecah menjadi "khatt Feniqi" (Fenisia), Arami (Aram), dan Musnad (kitab yang memuat segala macam hadits). Menurut al-Maqrizi, seorang ahli sejarah abad ke-4, tulisan kaligrafi Arab pertama kali dikembangkan oleh masyarakat Himyar (suku yang mendiami Semenanjung Arab bagian barat daya sekitar 115-525 SM). Musnad merupakan kaligrafi Arab kuno yang mula-mula berkembang dari sekian banyak jenis khatt yang dipakai oleh masyarakat Himyar. Dari tulisan tua Musnad yang berkembang di Yaman, lahirlah khatt Kufi.

Sebagai seni tulis yang melahirkan karya artistik yang bermutu tinggi, kaligrafi memiliki aturan dan teknik khusus dalam pengerjaannya. Bukan hanya pada teknik penulisan, tetapi juga pada pemilihan warna, bahan tulisan, medium, hingga pena. Secara teknis kaligrafi juga sangat bergantung pada prinsip geometri dan aturan tentang keseimbangan. Aturan keseimbangan ini secara fundamental didukung oleh huruf alif dan titik yang menjadi penanda dan pembeda bagi beberapa huruf Arab. Meski dalam perkembangannya muncul ratusan gaya penulisan kaligrafi, tidak semua gaya tersebut bertahan hingga saat ini. Ada sembilan gaya penulisan kaligrafi yang populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi.


1. Kufi

Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Gaya penulisan kaligrafi yang diperkenalkan oleh Bapak Kaligrafi Arab, Ibnu Muqlah, memiliki karakter huruf yang sangat kaku, patah-patah, dan sangat formal. Gaya ini kemudian berkembang menjadi lebih ornamental dan sering dipadu dengan ornamen floral


2. Tsuluts

Seperti halnya gaya Kufi, kaligrafi gaya Tsuluts diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah yang merupakan seorang menteri (wazii) di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi interior.

3. Naskhi

Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca.

 4. Riq'ah

Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari. Riq'ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Usmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.


5. Ijazah (Raihani)

Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab).


6. Diwani

Gaya kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu meninggi atau menurun, jauh melebihi patokan garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku.


7. Diwani Jali

Kaligrafi gaya Diwani Jali merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias.


8. Farisi

Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni arabes.


9. Moalla

Walaupun belum cukup terkenal, gaya kaligrafi Moalla merupakan gaya yang tidak standar, dan tidak masuk dalam buku panduan kaligrafi yang umum beredar. Meski tidak begitu terkenal, kaligrafi ini masih masuk dalam daftar jenis-jenis kaligrafi dalam wikipedia Arab, tergolong bagian kaligrafi jenis yang berkembang di Iran. Kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hamid Ajami, seorang kaligrafer kelahiran Teheran.

Kubah Masjid Agung Darussalam (KSB) NTB

Masjid Kampus UMI Makassar

Masjid Al-Amin Telkom Pettarani Makassar
Kaligrafi Arab dari Kayu ini diukir di kayu, bisa dari kayu jati, kayu mahoni dan lainnya. Kaligrafi Arab Kayu ini di ukir oleh masyarakat Jepara. isi kaligrafi disadur dari ayat-ayat Al-Quran yang mempunyai khat turki atau yang lainnya. Kaligrafi arab Kayu terbagi menjadi beberapa kategori, kaligrafi Allah Muhammad, Kaligrafi ayat Kursi, Kaligrafi Ayat seribu dinar, kaligrafi asmaul husna, dan kaligrafi surah-surah Al-Quran

Masjid Al Amin

Masjid Jami' Ar-Rahman Ds. Rai Oi Sape Kab. Bima (NTB)

Read More